Latest Movie :
Recent Movies

Test Pack (2012)

Diangkat dari novel berjudul sama karya Ninit Yunita yang pertama kali dirilis pada tahun 2005, Test Pack: You Are My Baby berkisah mengenai pasangan menikah, Rachmat (Reza Rahadian) dan Tata (Acha Septriasa), yang sedang berupaya untuk melengkapi susunan keluarga mereka dengan memperoleh seorang anak. Sebenarnya, kehadiran seorang anak dalam pernikahan Rachmat dan Tata bukanlah sebuah hal yang dirasa penting. Namun, setelah usia pernikahan yang telah mencapai tujuh tahun, Tata akhirnya merasa bahwa kehadiran seorang anak adalah sebuah hal yang wajib. Akibatnya, kini keseharian hidup pasangan itu dihiasi dengan berbagai eksperimen yang dinilai dapat membantu mereka untuk mendapatkan seorang penerus garis keturunan. Sayangnya… usaha tersebut sepertinya tidak kunjung berhasil.

Setelah beberapa saat, Rachmat dan Tata memutuskan bahwa kini adalah saat yang tepat bagi mereka untuk mendapatkan opini dari seorang ahli medis. Beberapa kali kunjungan konsultasi ke ahli kandungan ternyata memberikan tekanan mental yang begitu kuat kepada Rachmat. Ia menjadi merasa ketakutan bahwa dirinya adalah faktor yang membuat pernikahan mereka tidak kunjung dikaruniai seorang anak hingga kini. Ketakutan tersebut kemudian mendorong Rachmat secara perlahan menjauh dari Tata… dan berhubungan kembali dengan mantan kekasihnya, Shinta (Renata Kusmanto) – yang ternyata baru saja diceraikan suaminya, Heru (Dwi Sasono), akibat tidak mampu memberikan keturunan. Niat yang awalnya untuk memperoleh sebuah berkah justru kemudian berbalik menjadi ujian terbesar dalam pernikahan Rachmat dan Tata.

Dengan tema penceritaannya yang jauh lebih dewasa, Test Pack: You Are My Baby jelas akan mampu memberikan kepuasan tersendiri bagi para penggemar drama romansa Indonesia yang menganggap Perahu Kertas sedikit bernuansa terlalu remaja bagi mereka. Dengan naskah yang diadaptasi oleh Adhitya Mulya, Test Pack: You Are My Baby mampu menghadirkan rangkaian drama yang dengan fasih menangkap bagaimana setiap usaha dari kedua karakter utamanya dalam memperoleh keturunan. Berbeda dengan kebanyakan drama romansa lainnya, sama sekali tidak ada yang dihadirkan secara berlebihan dalam film ini. Setiap bagian drama dihadirkan secara natural – tanpa pernah terlihat berusaha keras untuk mencoba membuat penontonnya merasa tersentuh akan kisah yang disajikan – dengan deretan karakter yang juga begitu membumi dan mudah untuk untuk disukai.

Tantangan terbesar bagi Monty Tiwa jelas adalah bagaimana untuk mendeskripsikan Test Pack: You Are My Baby yang hanya berisi dua konflik besar tersebut menjadi sebuah jalan penceritaan berdurasi 109 menit tanpa pernah terasa membosankan. Well… pada beberapa bagian, usaha tersebut berhasil. Dengan memasukkan unsur komedi yang datang dari karakter-karakter seperti dr Peni S. – seriously! – atau pasangan Bapak dan Ibu Sutoyo, penonton diberikan penyegaran yang cukup layak untuk kemudian dapat kembali ke akar permasalahan film ini yang sebenarnya. Namun, Test Pack: You Are My Baby juga tidak lepas dari momen-momen dimana konflik usaha mendapatkan keturunan yang dialami oleh pasangan karakter Rachmat dan Tata telah terasa terlalu panjang atau kisah hubungan antara karakter Rachmat dan Shinta yang gagal untuk tampil lebih mendalam dan justru seringkali terlihat klise.

Karakter-karakter dalam jalan cerita Test Pack: You Are My Baby dihadirkan secara begitu sederhana dan tidak pernah tampil begitu overly-dramatic. Selain dari keberhasilan Adhitya Mulya dalam menggambarkan deretan karakter tersebut, mudahnya penonton untuk merasa terkoneksi pada jalan cerita film ini juga muncul akibat briliannya penampilan para pengisi departemen akting yang menghidupkan karakter-karakter tersebut. Reza Rahadian… well… salah satu aktor terbaik di generasinya dan berhasil kembali membuktikan gelar tersebut dalam perannya sebagai Rachmat di film ini. Acha Septriasa juga berhasil menampilkan kedewasaan penampilannya, baik secara akting maupun… ehmmm… penampilannya. Chemistry yang tercipta antara Reza dan Acha juga tampil begitu kuat dan meyakinkan. Monty Tiwa juga berhasil mengeluarkan sisi terbaik dari penampilan Renata Kusmanto – yang memang seringkali terlihat datar dalam kebanyakan penampilannya, namun berhasil tampil kuat di film ini. Dukungan penampilan akting lainnya dari Meriam Bellina, Jaja Mihardja, Oon, Gading Marten, Uli Herdinansyah serta Dwi Sasono mampu mempertegas kualitas departemen akting di film ini.

Selain deretan lagu latar yang terasa begitu mengganggu – please, Monty. Make it stop! – karena dinyanyikan oleh deretan penyanyi dengan kualitas vokal yang medioker serta beberapa bagian penceritaan yang terasa dieksplorasi terlalu panjang maupun tidak berhasil digali dengan lebih mendalam, Test Pack: You Are My Baby adalah sebuah drama romansa yang berhasil tampil kuat. Naskah cerita dan deretan karakter yang sederhana mampu dieksekusi Monty Tiwa menjadi sebuah drama kehidupan yang berhasil hadir dengan meyakinkan. Didukung dengan deretan penampilan akting berkelas dari Reza Rahadian, Acha Septriasa dan Renata Kusmanto, Test Pack: You Are My Baby adalah sebuah drama romansa dewasa yang telah lama dirindukan hadir di industri film Indonesia.

   Rating IMDB     :  7.4/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  6 September 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  DVDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Reza Rahadian, Acha Septriasa
   Genre               :  Comedy | Drama
   Size                  :  400MB MKV  
 
Indowebster-DVDrip-400MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Fallin' in Love (2012)

Jelas akan ada beberapa kekhawatiran bagi sebagian orang sebelum mereka menyaksikan Fallin’ in Love: film drama romansa ini diarahkan oleh Findo Purnomo HW – yang sebelumnya mengarahkan film-film seperti Love in Perth (2010), Lihat Boleh, Pegang Jangan (2010) dan Ayah, Mengapa Aku Berbeda (2011), naskah cerita yang ditulis oleh Alim Sudio – yang bertanggungjawab atas keberadaan jalan cerita film Air Terjun Pengantin (2009), Lihat Boleh, Pegang Jangan (2010) dan Pupus (2011), serta diproduseri oleh Firman Bintang – yang, sejujurnya, sama sekali belum pernah menjadi seorang produser bagi film yang dapat disebut berkualitas. Tiga kombinasi yang berbahaya dan… Anda dapat menebak bagaimana kualitas akhir Fallin’ in Love bahkan semenjak sepuluh menit pertama film ini dimulai.

Phew. Fallin’ in Love berkisah mengenai seorang gadis remaja bernama Larasati (Mikha Tambayong) yang seumur hidupnya baru mengenal kata dan rasa cinta dari sahabat-sahabatnya maupun film-film drama romansa buatan industri film Korea yang selalu ia gemari… sampai akhirnya ia bertemu dengan Rado (Adly Fairuz), kakak kelasnya yang juga merupakan seorang bintang softball. Larasati sendiri secara perlahan berhasil menarik perhatian Rado. Namun sayang, mantan kekasih Rado, yang juga kakak kelas Larasati, Nita (Agesh Palmer), ternyata masih belum merelakan Rado direbut oleh gadis lainnya. Akhirnya Larasati sering menerima tekanan dari Nita dan teman-temannya. Dan sayangnya, Rado juga seringkali lebih memihak kepada Nita daripada Larasati.

Dalam kekecewaannya, Larasati akhirnya memutuskan untuk bolos dari sekolahnya dan berliburan ke rumah neneknya di Lembang – yang, by the way, mendukung penuh bolosnya Larasati dari sekolahnya demi mengobati sakit hatinya. Yeahhh… modern Grandma. Di rumah neneknya, Larasati kembali bertemu dengan teman masa kecilnya, Beben (Boy William) – yang meski berasal dari desa dan anggota keluarga yang sama sekali tidak memiliki tampang seperti warga negara asing, namun memiliki tampang seperti warga negara asing… dan kesulitan untuk berkata-kata dalam Bahasa Indonesia. Dan segera saja… Larasati terlibat sebuah permainan hati lainnya dengan Beben. Lalu bagaimana dengan Rado? Apakah Larasati telah benar-benar melupakan kakak kelas yang sebelumnya sangat ia kagumi itu?

Yahhh… semua hal yang dapat Anda tebak dari sebuah drama romansa remaja yang berkisah mengenai cinta segitiga dapat Anda tebak di film ini. Oh. Selain memiliki jalan cerita yang jauh dari kesan inovatif dan menarik, Fallin’ in Love juga memiliki deretan pemeran yang hadir dengan kemampuan kuat untuk membuat setiap penonton merasa sangat membenci mereka. Mikha Tambayong tampil dengan sekuat tenaganya untuk hadir dalam kemampuan akting yang sangat berlebihan… dan palsu. Ia membuat karakter Larasati menjadi begitu hiperaktif dalam menunjukkan emosinya. Tertawa berlebihan, tersenyum berlebihan, tangis yang berlebihan dan bertingkah secara berlebihan. Mungkin Findo Purnomo HW mengarahkan Mikha untuk meniru akting para aktris film-film drama romansa dario industri film Korea yang selalu terlihat centil dalam tiap gerak-geriknya. Sayang… Mikha justru menjadikan Larasati terlihat sebagai karakter dengan tingkat intelejensia yang rendah daripada terlihat imut maupun centil.

Dan kemudian dua pria yang berusaha memperebutkan gelar sebagai aktor dengan kemampuan berekspresi terburuk dari hati Mikha Tambayong, Adly Fairuz dan Boy William. Boy William harus diakui masih sangat memiliki keterbatasan dalam menampilkan ekspresi wajah dan kemampuan aktingnya – plus, kemampuannya dalam menghilangkan aksen luar negerinya. Namun, untuk film ini, setidaknya ia berusaha kuat untuk berbahasa dalam Bahasa Sunda. Lihat apa yang dilakukan Adly Fairuz. Man… pria ini dipastikan tidak akan ada selamat jika ada seorang pembunuh yang menahan dirinya kemudian meminta dirinya berakting dengan meyakinkan guna menyelamatkan nyawanya. Adly hadir dengan ekspresi wajah yang sama… di sepanjang film! Yang cukup mengherankan adalah untuk melihat keputusan Findo untuk menjadikan Adly sebagai karakter remaja pria dari kota sementara Boy William memerankan karakter remaja pria dari desa. Bukankah penampilan fisik mereka menampilkan hal yang sebaliknya?

Kecuali beberapa aktor senior yang tampil dalam film ini, seperti Yati Surachman yang selalu tampil meyakinkan, Fallin’ in Love sama sekali tidak memiliki kelebihan yang berarti dalam kualitas departemen aktingnya. Jika pemerannya tidak berlebihan dalam menampilkan perannya, maka pemerannya terlihat sama sekali tidak mampu berakting. Jangan ditanyakan soal kualitas penulisan cerita. Alim Sudio sepertinya menuliskan naskah film ini dalam waktu 30 menit dengan berbagai referensi segala cerita film yang akan mampu membuat penontonnya merasa muak dengan segala hal yang berbau percintaan remaja. Fallin’ in Love adalah sebuah film yang memberikan nama buruk bagi film-film drama romansa remaja. Salah satu film Indonesia terburuk untuk tahun ini.

   Rating IMDB     :  0.0/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  20 September 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  VCDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Adly Fayruz, Mikha Tambayong
   Genre               :  Drama
   Size                  :  400MB MKV  
 
Indowebster-VCDrip-400MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Perahu Kertas (2012)

Wajar jika begitu banyak orang memiliki ekspektasi yang tinggi bagi Perahu Kertas. Selain diarahkan oleh Hanung Bramantyo – salah seorang sutradara film Indonesia yang dikenal seringkali mampu memadukan unsur kualitas dengan nilai jual komersial pada setiap karyanya, naskah cerita Perahu Kertas sendiri diadaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya Dewi Lestari yang memiliki tingkat penjualan serta jumlah penggemar yang cukup tinggi. Layaknya setiap film yang naskah ceritanya mengadaptasi sebuah novel, jelas merupakan sebuah tantangan besar bagi Hanung Bramantyo dan Dewi Lestari untuk menghasilkan sebuah karya adaptasi yang benar-benar mampu menangkap esensi dari isi novel yang telah membuat banyak orang jatuh cinta tersebut. Lalu… apakah mereka dapat melakukannya?

Merupakan bagian pertama dari dua seri film yang telah direncanakan, Perahu Kertas berkisah mengenai perjalanan cinta dari Kugy (Maudy Ayunda) dan Keenan (Adipati Dolken). Kugy sendiri diperkenalkan kepada Keenan oleh dua sahabatnya, Noni (Sylvia Fully R) dan Eko (Fauzan Smith), ketika mereka menjemput Keenan sepulangnya pemuda tersebut dari masa belajarnya di negara Belanda. Kisah cinta Kugy dan Keenan tidak lantas berjalan dengan mulus. Ketika pertama kali bertemu, Kugy sedang menjalin kasih dengan Ojos (Dion Wiyoko), pria tampan yang telah ia pacari semenjak masa sekolah menengah atas.  Keenan sendiri juga sempat dekat dengan seorang gadis cantik bernama Wanda (Kimberly Ryder). Kugy dan Keenan sama-sama saling menyukai. Keduanya (mungkin sama-sama) menyadari hal itu. Namun keduanya tidak pernah benar-benar saling menyatakan perasaannya.

Arus perjalanan kehidupan akhirnya memisahkan Kugy dari Noni dan Eko. Hal yang sama juga terjadi pada hubungannya dengan Keenan yang perlahan mulai membeku ketika Keenan mulai berkonsentrasi untuk membangun karirnya sebagai seorang pelukis dengan pindah ke Pulau Bali. Kugy sendiri, seusai menyelesaikan masa kuliahnya, mulai magang di sebuah perusahaan periklanan atas bantuan kakaknya, Karel (Ben Kasyafani). Jalan pemikiran Kugy yang unik akhirnya justru memikat pimpinan perusahaan tersebut, Remi (Reza Rahadian), yang kemudian mengangkat Kugy sebagai seorang karyawan. Secara perlahan, hubungan profesional antara Kugy dan Remi mulai mencair menjadi sebuah hubungan personal. Keenan sendiri juga sedang memulai sebuah hubungan kasih baru dengan seorang gadis asal Bali bernama Luhde (Elyzia Mulachela). Namun, keduanya akan segera menemukan diri mereka kembali bertemu di sebuah persimpangan kehidupan yang baru.

Jika dibandingkan dengan deretan karya Dewi ‘Dee’ Lestari lainnya, Perahu Kertas jelas merupakan karya Dee yang paling mudah dicerna – sekaligus difilmkan. Layaknya film-film drama romansa kebanyakan, Perahu Kertas juga memuat formula kisah percintaan yang tidak asing lagi: jatuh bangunnya hubungan cinta antara dua orang manusia yang diwarnai dengan kisah pembuktikan kemampuan dan eksistensi pribadi diri mereka. Yang membedakan Perahu Kertas jelas adalah kemampuan Dee untuk menggarap karakter-karakter kisahnya menjadi lebih berwarna dan menarik serta jalinan dialog puitis indah yang hadir di setiap bagian penceritaan. Dan harus diakui, Dee cukup berhasil dalam menghadirkan poin-poin penting dari novelnya ke dalam naskah cerita Perahu Kertas.

Tidak sepenuhnya berjalan dengan lancar sebenarnya. Perahu Kertas terasa sekali berusaha memperkenalkan karakter-karakternya dalam waktu yang singkat. Untungnya, setiap karakter yang hadir di dalam jalan cerita mampu digambarkan dengan cukup baik – dan sangat terbantu dengan kemampuan para pengisi departemen akting film ini. Bagian introduksi karakter berjalan cukup mulus dengan hadirnya karakter-karakter serta dialog-dialog segar yang menghibur. Namun, ketika konflik demi konflik mulai dihadirkan, Perahu Kertas perlahan-lahan mulai kehilangan arahnya. Konflik yang muncul dari sisi kehidupan pribadi masing-masing karakter mulai mengambil tempat yang akhirnya justru memecah perhatian dan membuat satu bagian terkesan menarik sementara bagian lainnya terasa datar. Hal ini berjalan dalam durasi yang cukup lama sampai sebuah fase baru dalam kehidupan karakternya mulai hadir yang akhirnya kemudian membangkitkan kembali ritme dan energi penceritaan Perahu Kertas.

Tidak hanya dari sisi penulisan cerita, warna penceritaan Perahu Kertas juga sangat dipengaruhi oleh penampilan akting para jajaran pemerannya. Dalam kapasitas tersebut, Maudy Ayunda, yang memerankan karakter Kugy, merupakan sarana enerji utama dari Perahu Kertas. Maudy secara berhasil menterjemahkan bagaimana sesosok karakter Kugy yang memiliki kepribadian yang berwarna, tidak takut mengekspresikan perasaannya – kecuali perasaan cintanya, mungkin –  dan jalan pemikiran yang unik. Penonton yang telah mengikuti perjalanan akting Maudy jelas akan merasa kagum dengan transformasi gadis cantik tersebut menjadi sesosok karakter yang lebih luwes daripada karakter-karakter yang biasa ia perankan. Dan penampilan Maudy jelas merupakan nyawa utama bagi Perahu Kertas.

Sayangnya, hal yang sama tidak berlaku bagi lawan main Maudy Ayunda, Adipati Dolken. Penampilan Adipati lebih sering terlihat terlibas keberadaan penampilan bersinar Maudy Ayunda – atau pasangan karakter Eko dan Noni yang diperankan oleh Fauzan Smith dan Sylvia Fully R yang seringkali mencuri perhatian. Akibatnya, ketika Perahu Kertas sedang mengeksplorasi kisah pribadi karakter Keenan yang diperankan oleh Adipati – tanpa kehadiran karakter lainnya – Perahu Kertas menjadi terlihat berjalan semu. Tidak sepenuhnya kesalahan Adipati Dolken, sebenarnya. Karakter Keenan harus diakui merupakan karakter yang membutuhkan sesosok pemeran yang memiliki daya tarik dan kharisma yang sangat kuat. Adipati, terlepas dari penampilannya yang cukup baik, tidak memiliki kharisma tersebut.

Berbeda dengan Adipati, kehadiran Reza Rahadian merupakan contoh tersendiri bagaimana satu sosok aktor dapat menjadikan sebuah peran yang kecil menjadi begitu bermakna ketika dirinya mampu memiliki kharisma yang kuat. Penampilan Reza sebagai Remi memang baru dihadirkan di paruh kedua film. Pun begitu, rasanya akan ada cukup banyak penonton yang kemudian segera meminggirkan (baca: melupakan) karakter Keenan yang diperankan oleh Adipati Dolken dan menjadikan karakter Remi yang dipresentasikan oleh Reza sebagai pendamping yang tepat bagi karakter Kugy yang diperankan Maudy Ayunda. Terlepas dari penampilan personal dari masing-masing jajaran pemeran, seluruh pengisi departemen akting film ini mampu memberikan penampilan yang lugas serta chemistry yang kuat satu sama lain untuk menjadikan Perahu Kertas begitu mudah untuk dinikmati.

Satu hal lain yang cukup tampil standout dari presentasi Perahu Kertas adalah pilihan-pilihan lagu yang mengisi deretan adegan film ini. Selain iringan musik arahan Andhika Triyadi yang mampu menghasilkan tambahan emosi pada setiap adegan, lagu-lagu pilihan yang mengisi deretan adegan Perahu Kertas begitu mampu untuk hadir dan menjadi presentasi kisah sendiri bagi setiap adegan yang diisi oleh lagu tersebut. Sangat mudah untuk menempatkan jajaran soundtrack film Perahu Kertas pada jajaran soundtrack terbaik yang pernah berada pada sebuah film Indonesia. Selain kualitas tata musik, Perahu Kertas juga didukung kualitas produksi yang kuat, baik dari segi audio maupun visualnya. Sederhananya, Perahu Kertas adalah sebuah tampilan yang memuaskan dari sisi produksinya.

Perjalanan pengisahan Perahu Kertas tidak murni berjalan mulus. Setelah bagian pembukaannya yang cenderung meledak-ledak dengan deretan karakter dan dialog yang begitu berwarna, film ini mengalami penurunan ritme cerita ketika berusaha memperdalam penggambaran konflik pribadi yang dialami oleh karakter Keenan. Cukup mengganggu mengingat hal tersebut membuat Perahu Kertas terlihat menjadi datar dan cenderung menjemukan. Untungnya, Perahu Kertas kemudian mampu bangkit lagi dengan sebuah fase penceritaan yang baru dan akhirnya berhasil untuk membawa film ini menjadi sebuah jalan cerita yang cukup menghibur sekaligus menyentuh. Maudy Ayunda memberikan penampilan terbaik di sepanjang karirnya – yang masih sangat panjang, tentu saja –  yang dengan dibantu dengan penampilan dari jajaran pemeran lainnya membuat Perahu Kertas mampu tampil dinamis dalam bercerita. Sebuah drama romansa yang jelas berada di atas kelas kebanyakan drama romansa yang banyak dihasilkan oleh industri film Indonesia.

   Rating IMDB     :  7.9/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  16 August 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  VCDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Reza Rahadian & Maudy Ayunda
   Genre               :  Drama
   Size                  :  450MB MKV  
 
Indowebster-VCDrip-450MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Dilema (2012)

Empat orang sutradara muda film Indonesia menulis dan menyutradarai lima film pendek yang mencoba untuk menggambarkan kelamnya sisi-sisi kehidupan di kota Jakarta. Tidak seperti kebanyakan film-film omnibus lain yang akhir-akhir ini banyak diproduksi di Indonesia – yang semoga hanya merupakan menjadi sebuah alternatif bentuk kreativitas lain dari para insan film Indonesia dan bukan karena terlalu malas atau ketidakmampuan untuk memproduksi sebuah film panjang – lima kisah pendek yang dihantarkan dalam Dilema tidak diceritakan secara bergantian. Kelima kisah pendek tersebut berjalan beriringan satu sama lain hingga membentuk satu benang merah yang akhirnya mampu menghubungkan kelima cerita tersebut.

Empat kepala dengan empat jalan pemikiran yang berbeda mencoba untuk menghasilkan lima kisah yang akhirnya membentuk sebuah kesatuan. Jelas sebuah tantangan yang cukup kompleks. Sayangnya, seperti yang ditunjukkan oleh kualitas penceritaan Dilema, keempat sutradara tersebut – Adilla Dimitri, Robert Ronny, Robby Ertanto Soediskam dan Rinaldy Puspoyo – gagal untuk membentuk sebuah kesatuan yang menarik dari kelima cerita yang mereka arahkan. Secara perlahan, lima kisah yang tersedia dalam Dilema memang mampu mengkristal dalam satu jalinan cerita. Namun, perjalanan untuk menuju penyatuan lima kisah yang berbeda itulah yang menjadi masalah terbesar bagi film ini. Walau kelimanya memegang tema kekelaman cerita yang sama, tapi kelima kisah pendek dalam Dilema berlari dalam lima nada penceritaan yang berbeda – yang membuat film ini gagal untuk membentuk sebuah hubungan emosional kuat dengan para penontonnya.

Kisah pertama dalam Dilema hadir dalam wujud kisah pendek berjudul The Officer. Bagian ini mengisahkan mengenai seorang polisi muda nan idealis serta baru diangkat menjadi seorang reserse, Ario (Ario Bayu), dalam perjalanan hari pertamanya bekerja dengan seorang polisi senior, Bowo (Tio Pakusadewo). Perjalanan keduanya ternyata mampu memberikan banyak pengalaman baru bagi Ario, sekaligus membuka matanya bahwa kebenaran tidak selalu dapat dilihat dari sisi hitam dan putih. Kisah tersebut diikuti dan berhubungan secara langsung dengan kisah Garis Keras, sebuah penceritaan mengenai seorang pemuda relijius, Ibnu (Baim Wong), yang menemukan dirinya terjebak dalam berbagai tindakan ekstrimis akibat pengaruh sahabatnya, Said (Winky Wiryawan).

Kisah ketiga, Rendezvous, mengisahkan mengenai Dian (Pevita Pearce), seorang gadis muda yang mencoba menghilangkan segala kejenuhan dan kegalauan hatinya dengan berlibur ke sebuah pulau wisata. Disana, ia kemudian berkenalan dengan Rima (Wulan Guritno), seorang wanita yang akan membawa ingatan Dian kembali ke memori kelam masa lalunya. Lalu ada The Big Boss, yang berkisah mengenai seorang arsitek muda dan sukses, Adrian (Reza Rahadian), yang di suatu hari menyadari bahwa dirinya memiliki hubungan tak terpisahkan dengan seorang pemimpin kelompok mafia kota Jakarta, Sonny Wibisono (Roy Marten). Kisah terakhir dalam omnibus ini hadir lewat The Gambler, yang mengisahkan mengenai Sigit (Slamet Rahardjo Djarot) yang kembali ke kekelaman dunia judi demi membayar sebuah hutang pribadinya di masa lalu.

Jika dibandingkan dengan kebanyakan film drama yang banyak dirilis di Indonesia, Dilema jelas merupakan sebuah tantangan tersendiri. Tidak hanya dalam rancangan penceritaannya yang mencoba untuk menggabungkan lima elemen cerita yang berbeda dalam sebuah lini masa penceritaan yang serupa, namun kisah-kisah yang dihadirkan dalam film ini juga sama sekali tidak menawarkan hadirnya emosi apapun kepada para penontonnya kecuali rasa depresi yang mendalam. Kelam. Atmosfer depresif itu sendiri tidak hanya datang dari kelima kisah yang hadir. Sebagian penonton kemungkinan besar akan menemukan diri mereka merasa depresi akibat lima jalan penceritaan yang berbeda dari keempat sutradara yang sepertinya dipaksakan untuk serasi satu sama lain dan akhirnya gagal untuk membentuk chemistry yang tepat. Mungkin penceritaan Dilema akan menjadi lebih mudah dicerna jika kelima cerita diceritakan dalam lima porsi penceritaan yang berbeda dan tidak saling berhubungan satu sama lain.

Bagian terbaik dari Dilema – walaupun tidak sepenuhnya bebas… dilema – adalah penampilan dari penisi departemen akting film ini. Dipenuhi dengan nama-nama aktor dan aktris papan atas industri film Indonesia yang telah banyak dikenal selalu mampu menghantarkan permainan akting mereka dengan baik, departemen akting Dilema mampu tampil meyakinkan, terlepas dari penampilan Abimana Arya yang terkurung pada imej seorang Andi yang ia tampilkan dalam Catatan Harian Si Boy (2011) atau Pervita Pearce yang kadang kurang mampu untuk menggalio permainan ekspresi dan emosionalnya. Sinematografi arahan Yudi Datau juga mampu memberikan kelembutan gambar di tengah-tengah himpitan rasa depresif yang dirasakan penonton atas jalan cerita film ini.

Secara keseluruhan, Dilema terlihat sebagai sebuah film dengan ambisi besar namun sayangnya dieksekusi dengan cara yang terlalu klise. Eksplorasi yang dilakukan pada lima kisah yang bernuansa kelam terasa dangkal akibat kurangnya pendalaman cerita serta pendalaman karakter yang disajikan di sepanjang film. Kurang mampunya setiap cerita untuk berbaur antara satu sama lain juga seringkali membuat Dilema sulit untuk dicerna dan membentuk hubungan emosional kepada para penontonnya. Hasilnya, Dilema justru benar-benar memberikan sebuah dilema baru bagi para penontonnya: sebuah sajian dengan jalan cerita kelam yang sama sekali tidak dapat dirasakan sentuhannya oleh para penonton. Mati rasa.

   Rating IMDB     :  6.5/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  23 February 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  DVDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Kenes Andari, Abimana Arya
   Genre               :  Crime | Drama
   Size                  :  400MB MKV  
 
Indowebster-DVDrip-400MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Keumala (2012)

Dikenal sebagai seorang editor bagi sederetan film Indonesia seperti Denias, Senandung di Atas Awan (2006), Under the Tree (2008) dan Hari Untuk Amanda (2010) – yang berhasil memberikannya nominasi Penata Gambar Terbaik di ajang Festival Film Indonesia – Andhy Pulung mencoba untuk menguji kemampuannya dalam memimpin langsung proses produksi sebuah film dengan menjadi sutradara bagi film Keumala. Dengan naskah cerita yang ditulis oleh Dirmawan Hatta (The Mirror Never Lies, 2011), Keumala mencoba untuk menawarkan romantisme sebuah kisah cinta remaja lewat deretan dialog puitis yang terjalin di dalam jalan ceritanya. Ritme ceritanya yang lamban mungkin akan menjadi masalah bagi beberapa orang. Namun dengan Keumala, Andhy mampu menunjukkan bahwa ia dapat menjaga stabilitas kisah yang ia hantarkan dengan cukup baik dan membuat kisah cinta yang sebenarnya sederhana hadir dengan makna yang lebih mendalam.

Keumala mengisahkan cerita romansa yang terbentuk antara dua karakter yang memiliki latar belakang kepribadian yang begitu berbeda. Keumala (Nadia Vega) adalah seorang penulis yang cukup populer namun dengan ego dan keangkuhan diri yang begitu besar. Keangkuhan tersebut mendapatkan ujian yang begitu besar ketika dirinya bertemu dengan Langit (Abimana Arya), seorang fotografer dengan sifat yang tak kalah angkuhnya, dalam sebuah perjalanan laut dari Jakarta menuju Medan. Perkenalan mereka berawal dari perebutan lokasi yang terjadi antara keduanya dalam memperoleh lokasi terbaik untuk menangkap suasana senja – Keumala berusaha menangkapnya dengan sketsa gambar yang ia hasilkan, sementara Langit bersiap menangkap momen tersebut dengan kamera yang selalu ia bawa dimanapun ia berada. Begitu saling membenci pada awalnya, namun pada akhirnya keduanya saling menyukai satu sama lain… walau tidak pernah menyatakan perasaan mereka secara langsung.

Untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak. Keumala yang semenjak lama telah didiagnosa sedang menderita Retinitis pigmentosa, sebuah penyakit yang lama-kelamaan akan membawakan kebutaan pada penderitanya, memilih untuk meninggalkan Langit karena tidak mau pria tersebut tahu mengenai kondisinya. Keumala kemudian memilih untuk mengasingkan diri dari dunia luar dan tinggal sendiri di sebuah cottage yang terletak di wilayah pinggiran laut Sabang, Nanggroe Aceh Darussalam. Lewat bantuan seorang gadis kecil bernama Inong (Shilla Vaqa Ismi), Keumala kemudian berkenalan dengan seorang peneliti bernama Arthur. Berbeda dengan Keumala yang kini berada dalam kondisi buta, Arthur terlahir dalam kondisi bisu. Secara perlahan, keduanya mulai saling mendekat, dan melengkapi satu sama lain.

Tantangan dalam penceritaan Keumala tentu saja adalah bagaimana agar deretan dialog yang mengandung jutaan kata bernuansa puitis yang terkandung dalam jalan cerita film ini mampu terdengar wajar, tidak berlebihan maupun terdengar tidak masuk akal untuk diungkapkan dalam dialog yang mengalir antara kedua karakter utamanya. Tidak selalu berhasil, sayangnya. Pada beberapa bagian, dialog-dialog puitis tersebut mampu melaksanakan tugasnya untuk menghasilkan atmosfer romansa yang kuat bagi jalan cerita Keumala, khususnya ketika dua karakter utamanya sedang berada dalam satu adegan yang sama. Namun pada beberapa bagian, ditambah dengan adegan-adegan yang kurang tergarap dengan kuat, dialog-dialog puitis tersebut justru membuat Keumala menjadi bertele-tele dalam penceritaannya.

Dengan durasi jalan cerita yang berjalan selama 104 menit, Keumala sayangnya tidak mampu menghadirkan momen yang benar-benar dapat tampil lugas dalam penyampaian sisi emosional ceritanya. Tentu, beberapa momen melankolis berhasil dihadirkan oleh Andhy Pulung lewat penjagaan stabilitas ritme kisah yang cukup rapi. Namun, karakterisasi yang sedikit terbatas membuat deretan kisah yang hadir dalam film ini seringkali terasa lamban dan mengganggu. Pemilihan ending cerita juga terkesan dapat mudah ditebak dan semakin terasa kurang mengesankan karena cara eksekusinya yang kurang mampu hadir secara menyeluruh.

Memanfaatkan latar belakang alam kota Sabang yang indah, tata sinematografi dari Keumala hadir menjadi salah satu unsur kunci terkuat dalam penceritaan film ini. Penampilan akting yang diberikan jajaran pengisi departemen akting film ini juga tidak mengecewakan. Terlepas dari karakter-karakter yang mereka perankan sedikit kurang mampu tampil simpatik, Nadia Vega dan Abimana Arya mampu memberikan kinerja terbaik dalam menghidupkan peran mereka. Begitu pula dengan Shilla Vaqa Ismi dan Cut Yanti yang memberikan penampilan pendukung yang cukup kuat walaupun karakter yang mereka perankan harus hadir tanpa kedalaman karakterisasi yang berarti.

Masih merupakan sebuah kisah romansa yang mencoba tampil menyentuh dengan kisah melankolias yang dihadirkan dalam jalinan naskah ceritanya, Keumala sedikit tampil berbeda dengan kehadiran dialog-dialog nan puitis yang menghiasi setiap baris kalimat yang dituturkan para karakter di film ini. Untungnya, porsi puitis dalam naskah cerita film ini mampu dihadirkan secara wajar, hingga sama sekali tidak (baca: belum) terasa mengganggu. Terlepas dari jalan ceritanya yang sedikit terasa lamban dan terseret-seret, khususnya di bagian pertengahan film, tata sinematografi dan akting dua aktor utama Keumala membuat film ini masih cukup layak untuk dinikmati.

   Rating IMDB     :  0.0/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  1 March 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  VCDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Nadia Vega, Abimana Aryasatya
   Genre               :  Drama
   Size                  :  400MB MKV  
 
Indowebster-VCDrip-400MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Mama Minta Pulsa (2012)

Umar dan Said sedang menggali tanah dimalam hari untuk membuat pos buat para calon Satpam Komplek. Di tempat itu mereka menemukan sebuah telepon selular dan ternyata terdapat pesan singkat yang mengatakan "MAMA MINTA PULSA". Umar dan Said pun akhirnya membuang telepon tersebut dan mengenai Yadi Sembako. Setelah membuang telepon tersebut mereka didatangi secara langsung sosok Mak Lampir yang meminta nyawa mereka. Umar dan Said pun berlari ketakutan menemui komandan Caroline dan menceritakan semua akan sesuatu yang aneh tadi mereka lihat dengan kepala sendiri. Komandan Caroline pun melarang mereka menceritakan sesuatu yang aneh kepada peserta Satpam Komplek, Iko, Tino, Tessa dan Jelly.

PH baru Movie Eight Production nampaknya semakin "gatal" untuk memproduksi film-film baru setelah meraih 400ribuan penonton di film pertama mereka Nenek Gayung bulan April lalu. Setidaknya sampai bulan keenam mereka telah memproduksi 3 film dan 2 film sebelumnya telah meraih diatas 200ribuan penonton. Hmm untuk sebuah PH baru nampaknya ini sebuah penghargaan yang mengagumkan. Belum sutradara Nuri Dahlia juga baru terjun di dunia perfilman di Nenek Gayung juga. Kini PH Movie Eight dengan Rapi Films akhirnya merilis film Mama Minta Pulsa yang memang sengaja diangkat dari kasus kehebohan 2 tahun terakhir ini.

Cerita dari Mama Minta Pulsa sendiri cukup bisa membuat kening berkerut karena penonton akan diberitahu bagaimana asal usul singkat saja kenapa sosok Mama itu bisa minta pulsa kepada orang-orang melalui telepon selularnya. Jadi begini ceritanya, Umar, Said dan komandan Caroline di malam hari ketika pulang kembali ke basecamp begitu capek dan mengantuk. Umar yang menyetir mobil malam itu pun mengantuk luar biasa sampai akhirnya menabrak lari hingga tewas seorang ibu yang hendak menyebrang. Ibu tersebut sebelumnya diceritakan hendak menelepon anaknya, akan tetapi semua sia-sia karena pulsanya habis dan dirinya pun harus tewas terlempar karena tabrak lari Umar. Semenjak itulah teror Mama kepada setiap yang menemukan HP miliknya dan siapa orang terdekat yang menemukan HP tersebut akan diteror habis-habisan oleh si Mama atau Mak Lampir tersebut.

Nah,begitulah cerita sebenarnya film Mama MInta Pulsa. Sisanya hanyalah sebuah film horror komedi seperti film-film lainnya yang terdapat unsur menonjolkan buah dada perempuan. Dan juga terdapat sosok banci, dan tidak lupa adalah petunjuk untuk sekuel berikutnya film Mama Minta Pulsa sendiri, yaitu Papa Minta Pulsa. Dimana Bolot menjadi aktor yang menjadi Papa yang minta pulsa kepada korban berikutnya. So, bersiaplah diteror selanjutnya dengan Papa Minta Pulsa di bioskop kesayangan anda nantinya kelak! :Salam JoXa:

   Rating IMDB     :  0.0/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  21 Juni 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  DVDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Farida Pasha, Daus Sparo
   Genre               :  Comedy | Horror
   Size                  :  350MB MKV  
 
Indowebster-DVDrip-350MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


Negeri 5 Menara (2012)

Tidak salah jika Negeri 5 Menara kemudian mendapatkan perbandingan dalam skala berat terhadap film Laskar Pelangi (2008) yang legendaris itu. Sama-sama merupakan film dengan naskah cerita yang mengadaptasi sebuah novel popular, sama-sama mengisahkan mengenai perjuangan beberapa anak dari keluarga dari strata sosial menengah ke bawah yang mencoba untuk mencapai mimpi besar mereka serta, tentunya, sama-sama mengisahkan mengenai persahabatan erat yang kemudian terjalin antara mereka terlepas dari berbagai perbedaan yang terdapat dalam diri masing-masing, Negeri 5 Menara, sayangnya tidak memiliki kedalaman cerita seperti yang dimiliki Laskar Pelangi. Affandi Abdul Rachman (The Perfect House, 2011) kembali membuktikan kehandalannya dalam mengarahkan cerita dan para pengisi departemen akting filmnya. Namun jalan cerita yang minim konflik yang berarti membuat Negeri 5 Menara terasa tidak memiliki esensi cerita yang kuat untuk disampaikan.

Diangkat dari novel populer berjudul sama karya A Fuadi, Negeri 5 Menara memulai kisahnya dengan seorang karakter anak laki-laki yang bernama Alif (Gazza Zubizareta). Bersama temannya, Randai (Sakurta Ginting), Alif bertekad untuk melanjutkan sekolahnya di sebuah sekolah menengah atas popular di Bukit Tinggi demi mencapai impian mereka untuk dapat berkuliah di Institut Negeri Bandung. Sebuah impian yang kemudian harus dikubur Alif dalam-dalam karena kedua orangtuanya (David Chalik dan Lulu Tobing) lebih menginginkan agar Alif melanjutkan pendidikannya melalui jalur pendidikan sebuah pesantren di Ponorogo, Jawa Timur. Walaupun berat, Alif akhirnya menyetujui keinginan kedua orangtuanya tersebut.

Setibanya di Pesantren Madani – nama pesantren yang terletak di daerah Ponorogo tersebut, Alif mulai membiasakan diri dengan lingkungan barunya. Awalnya, Alif hanya bersikap setengah hati dalam melakukan proses kegiatan belajarnya di pesantren tersebut. Namun, lama-kelamaan, Alif mulai menikmati kehidupan barunya, khususnya setelah ia mengenal sahabat-sahabat barunya, Baso (Billy Sandy) yang berasal dari Gowa, Atang (Rizki Ramdani) yang berasal dari Bandung, Raja (Jiofani Lubis) yang berasal dari Medan, Said (Ernest Samudera) yang berasal dari Surabaya serta Dulmadjid (Aris Putra) yang berasal dari Madura. Bersama-sama, keenam anak lelaki yang menemukan diri mereka sebagai Sahibul Menara tersebut mulai menjalani berusaha semampu mereka untuk belajar guna membangun titian hidup yang lebih baik lagi di masa yang akan mendatang.

Sejujurnya, sama sekali tidak ada masalah berarti dalam Negeri 5 Menara. Namun, ketiadaan masalah itulah yang membuat Negeri 5 Menara terasa kurang dramatis dan sedikit gagal untuk mampu tampil lebih berkesan. Naskah cerita Negeri 5 Menara yang dituliskan oleh Salman Aristo (Jakarta Maghrib, 2011) seringkali tampil dalam area penceritaan yang terbatas, hanya mampu terlihat menceritakan mengenai kehidupan para karakternya dari permukaan kehidupan mereka tanpa pernah berhasil menyentuh dan menceritakan permasalahan yang mereka hadapi secara lebih mendalam. Tidak ada konflik yang dikisahkan berjalan terlalu rumit maupun kompleks dalam jalan cerita film ini. Di satu sisi, jelas hal ini akan membuat Negeri 5 Menara menjadi lebih mudah untuk dicerna. Di sisi lain, yang sayangnya tampil lebih dominan, ketiadaan konflik yang berarti tersebut membuat Negeri 5 Menara terkesan kurang esensial.

Keluhan lain mungkin akan muncul dari pengisahan ending cerita film ini. Dengan minimnya konflik yang berarti pada jalan cerita Negeri 5 Menara, ending yang dipilihkan untuk jalan cerita film ini menjadi terkesan datang dengan tiba-tiba dan ditampilkan dengan terlalu buru-buru. Hasilnya, wajar jika beberapa penonton merasa sedikit kurang nyaman dan merasa ending kisah Negeri 5 Menara tampil kurang menggigit. Untungnya, karakter-karakter yang dihadirkan dalam jalan cerita Negeri 5 Menara mampu dihadirkan sebagai deretan karakter yang mudah untuk disukai. Karenanya, meskipun permasalahan yang mereka hadapi terkesan cukup sepele dan kurang mendalam, penonton tetap akan mudah merasakan rasa simpati dan terhubung kepada karakter-karakter tersebut. Penulisan plot komedi pada beberapa sudut cerita juga berhasil membuat jalan cerita dan karakter-karakter dalam Negeri 5 Menara tampil lebih menarik.

Sebagai seorang sutradara, Affandi Abdul Rachman juga mampu menunjukkan kapabilitasnya dalam mengarahkan para pengisi departemen akting filmnya. Dipimpin oleh jajaran pemeran muda yang masih minim mengecap dunia akting, Affandi mampu mengeluarkan kemampuan akting terbaik setiap pemainnya sehingga membuat mereka tampil alami dengan chemistry yang erat antara satu pemain dengan yang lain. Kehadiran pemeran-pemeran dewasa seperti Lulu Tobing, Ikang Fawzi, David Chalik dan Donny Alamsyah semakin memperkokoh barisan akting film Negeri 5 Menara yang tampil memuaskan. Walaupun tidak ada yang menonjol dan istimewa, tata produksi Negeri 5 Menara juga berhasil menjadi faktor keunggulan yang akan membuat setiap penonton menikmati setiap momen yang mereka lewati ketika menyaksikan film ini.

Anda boleh saja memandang sebelah mata terhadap Negeri 5 Menara dan menganggapnya sebagai sebuah versi (terlalu) ringan dari film Laskar Pelangi. Benar, kurangnya tampilan konflik yang mampu hadir memikat membuat Negeri 5 Menara terasa kurang begitu mampu untuk mengikat erat emosi para penontonnya. Namun, Anda tidak dapat menyangkal kekuatan cara penyajian cerita Affandi Abdul Rachman yang ia hadirkan di film ini. Affandi mampu menjaga intensitas aliran emosi dari jalan cerita dengan begitu baik, sama baiknya dengan kemampuannya dalam mengarahkan setiap pengisi jajaran departemen akting film ini untuk mampu tampil meyakinkan serta menghadirkan kisah Negeri 5 Menara dengan dengan tata produksi yang unggul. Bukan sebuah karya yang istimewa, namun jelas merupakan sebuah karya dengan sentuhan kualitas yang tinggi.

   Rating IMDB     :  7.8/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  1 March 2012 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  TVrip (BAGUS)
   Bintang             :  Donny Alamsyah, D. Syamrizal
   Genre               :  Drama | Family
   Size                  :  500MB MKV  
 
Indowebster-TVrip-500MB-MKV  : 
PASSWORD : idfl.us
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------


 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan Film Bioskop - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger