Sindiran terhadap budaya, sosial dan politik yang biasa dapat ditemukan di dalam kehidupan Anda selama masih berbangsa, bernegara dan bertanah air Indonesia menjadi topik pembicaraan utama dalam Kentut, sebuah film arahan Aria Kusumadewa yang menjadi karyanya setelah memenangkan status sebagai Sutradara Terbaik dalam ajang Festival Film Indonesia 2009 lewat film Identitas (2009). Seperti halnya Identitas (2009), ada begitu banyak nada-nada satir yang dapat ditemukan dalam cara penceritaan Aria pada Kentut – yang membuat Aria semakin menjauhi gaya penceritaan simbolis yang dulu sempat melekat pada dirinya lewat dua karya pertamanya, Beth (2002) dan Novel Tanpa Huruf R (2003). Hanya saja, Aria kali ini terlihat lebih santai dalam bercerita. Dengan menggunakan komedi yang mengalir ringan dari deretan dialog yang disampaikan para karakter di film ini, Aria berhasil membuat setiap penonton menertawakan bagaimana kehidupan yang sebenarnya mereka jalani di setiap kesehariannya. Bagian tercerdasnya, tidak seorangpun yang sadar bahwa diri merekalah yang sedang ditertawakan.
Kentut dibuka dengan kisah persaingan dua kandidat yang sedang berusaha memperebutkan kursi Bupati di Kabupaten Kuncup Mekar: Patiwa (Keke Soeryo), seorang calon independen perempuan dengan pemikiran yang sangat maju, dengan Jasmera (Deddy Mizwar), seorang calon yang akan berusaha untuk melakukan apa saja demi meraih simpati masyarakat. Dengan berbagai pemikiran majunya tentang kesejahteraan masyarakat, Patiwa sepertinya telah dapat dipastikan untuk memenangkan pemilihan kepala daerah di kabupaten tersebut. Sialnya, pada suatu hari, ketika Patiwa dan Jasmera baru saja selesai melakukan debat terbuka di sebuah saluran televisi, seorang yang tak dikenal datang dan melakukan penembakan terhadap Patiwa.
Menyaksikan Kentut, sebagian orang mungkin akan bertanya-tanya pada dirinya: Apakah kemampuan bangsa Indonesia untuk menertawakan diri mereka sendiri telah sebegitu meningkatnya? Atau hal tersebut hanya terjadi dalam sebuah film layar lebar belaka? Aria Kusumadewa melakukan pekerjaan yang sangat cerdas dalam menyusun rangkaian cerita dan dialog satir yang tidak hanya tajam dan mengena namun tetap tidak melupakan untuk menghibur penontonnya. Walau pada paruh kedua film Aria terlihat terlalu ambisius dalam menyampaikan segala ide-idenya, dan dengan sebuah akhir kisah yang kurang memuaskan, namun Aria tetap berhasil memberikan penampilan yang baik pada Kentut lewat arahan yang ia berikan pada jajaran pemerannya maupun tata produksi yang mampu terjaga dengan baik. Seandainya ada lebih banyak film Indonesia yang secerdas ini. (Review by Amir Syarif Siregar)
Kentut dibuka dengan kisah persaingan dua kandidat yang sedang berusaha memperebutkan kursi Bupati di Kabupaten Kuncup Mekar: Patiwa (Keke Soeryo), seorang calon independen perempuan dengan pemikiran yang sangat maju, dengan Jasmera (Deddy Mizwar), seorang calon yang akan berusaha untuk melakukan apa saja demi meraih simpati masyarakat. Dengan berbagai pemikiran majunya tentang kesejahteraan masyarakat, Patiwa sepertinya telah dapat dipastikan untuk memenangkan pemilihan kepala daerah di kabupaten tersebut. Sialnya, pada suatu hari, ketika Patiwa dan Jasmera baru saja selesai melakukan debat terbuka di sebuah saluran televisi, seorang yang tak dikenal datang dan melakukan penembakan terhadap Patiwa.
Menyaksikan Kentut, sebagian orang mungkin akan bertanya-tanya pada dirinya: Apakah kemampuan bangsa Indonesia untuk menertawakan diri mereka sendiri telah sebegitu meningkatnya? Atau hal tersebut hanya terjadi dalam sebuah film layar lebar belaka? Aria Kusumadewa melakukan pekerjaan yang sangat cerdas dalam menyusun rangkaian cerita dan dialog satir yang tidak hanya tajam dan mengena namun tetap tidak melupakan untuk menghibur penontonnya. Walau pada paruh kedua film Aria terlihat terlalu ambisius dalam menyampaikan segala ide-idenya, dan dengan sebuah akhir kisah yang kurang memuaskan, namun Aria tetap berhasil memberikan penampilan yang baik pada Kentut lewat arahan yang ia berikan pada jajaran pemerannya maupun tata produksi yang mampu terjaga dengan baik. Seandainya ada lebih banyak film Indonesia yang secerdas ini. (Review by Amir Syarif Siregar)
Tanggal Rilis : 1 June 2011 (Indonesia)
Kualitas Video : DVDRIP (BAGUS)
Bintang : Deddy Mizwar, Ira Wibowo
Genre : Comedy | Drama
Bintang : Deddy Mizwar, Ira Wibowo
Genre : Comedy | Drama
Size : 400MB Mkv, 400MB MKV
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak
Jika Linknya Rusak
atau bingung cara downloadnya
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------