Latest Movie :

Lost in Papua (2011)

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis sutradara Lost in Papua, Irham Acho Bachtiar, tertulis bahwa tujuan sederhana dari pembuatan Lost in Papua adalah “untuk menunjukkan keunikan dan kekayaan wisata budaya di Papua Selatan serta segala misterinya yang belum pernah Anda lihat.” Sebuah tujuan yang sangat mulia, tentu saja, mengeksplorasi keindahan alam luas Papua yang selama ini jarang disentuh oleh banyak pembuat film Indonesia. Tujuan yang mulia tersebut dilakukan Irham lewat film cerita, dan bukan dokumenter, dengan “kemasan yang dibuat lebih ringan dan bersifat hiburan dengan genre komersil, sehingga budaya yang disampaikan akan masuk ke anak anak muda yang sebelumnya tidak tertarik melihat budaya Indonesia.” Ringan? Hiburan? Komersil? Dengan apa yang dipaparkan Irham lewat film ini — yang berjalan dengan kisah yang semakin absurd ke penghujung filmnya, Lost in Papua lebih tepat digambarkan sebagai sebuah bencana berbentuk film yang diselimuti dengan keindahan alam Papua.

Salahkan hal tersebut pada penulis naskah film ini, Ace Arca dan Augit Prima, yang semenjak awal seperti tidak tahu apa yang harus dilakukan dengan jalan cerita film ini. Tidak sepenuhnya buruk, sebenarnya. Lost in Papua justru dimulai dengan sangat baik. Dibuka dengan adegan berunsur thriller yang melibatkan penampilan terbaik Edo Borne yang ia lakukan hanya selama 10 menit, Lost in Papua kemudian memperkenalkan penonton dengan karakter utama film ini, Nadia (Fanny Fabriana), yang ditugaskan oleh pemimpin perusahaannya, Pak Wijaya (Didi Petet), untuk berangkat ke Papua. Dan berbagai kelemahan film ini mulai terkuak satu persatu.

Pertama, sebelum memberikan penilaian buruk terhadap seluruh unsur pendukung film ini, mari memberikan selamat kepada Fanny Fabriana yang berhasil hingga penghujung film memberikan kemampuan akting yang sangat prima, terlepas dari berbagai adegan konyol dan tidak masuk akal yang ia lakukan. Saudara-saudara sekalian, jika Anda membutuhkan satu alasan untuk mengeluarkan uang dan menyaksikan Lost in Papua, maka Fanny Fabriana adalah alasan tersebut. Fanny berhasil memerankan sosok wanita yang kehilangan kekasihnya di awal film, berusaha untuk mencarinya di tengah-tengah hutan rimba yang kejam, berlari-lari menghindari kematian hingga harus melayani nafsu seorang kepala suku kanibal (yang berjenis kelamin wanita) dengan sangat anggun. Seluruh adegan tersebut melibatkan berbagai tampilan emosi dan Fanny mampu mengeluarkan setiap sisi emosi tersebut dengan sempurna. Bravo, Fanny!

Sekarang, mari kembali ke Lost in Papua secara keseluruhan. Seperti halnya Laskar Pelangi (2008) atau Denias, Senandung di atas Awan (2008), Irham Acho Bachtiar memutuskan untuk menggunakan pemeran pendukung dan figuran yang berasal dari tanah Papua untuk menjaga rasa orisinalitas jalan cerita film ini. Sayangnya, tidak seperti para sutradara dua film yang disebutkan sebelumnya, Irham masih belum memiliki kemampuan untuk mengeluarkan sisi akting terbaik dari para pemerannya yang notabene belum pernah terlibat dalam dunia peran sebelumnya. Hasilnya, banyak adegan yang seharusnya melibatkan permainan emosional yang mendalam menjadi terbuang begitu saja dan berjalan datar. Sangat datar.

Catatan: Nama Fauzi Baadilla sama sekali tidak disebut di sepanjang review karena ia tampil “sempurna” sebagai seorang “bajingan.” Hampir seperti tidak berusaha sama sekali. Tunggu, ia tampil dengan ekspresi yang sama di setiap adegan. Dan itu berhasil menghidupkan karakternya sebagai seorang “bajingan” dengan baik. Jika Anda tidak dapat menangkap nada sarkasme dalam kalimat tersebut maka mungkin akan lebih baik untuk menyebut Fauzi Baadilla sama sekali tidak berakting di sepanjang di film ini. Dia adalah seorang “bajingan” secara alami dan Anda akan membenci setiap kehadirannya di berbagai adegan di film ini.

   Rating IMDB     :  5.0/10  (Detail IMDB)
   Tanggal Rilis    :  10 Maret 2011 (Indonesia)
   Kualitas Video  :  DVDrip (BAGUS)
   Bintang             :  Fauzi Baadilla, Fanny Fabriani
   Genre               :  Drama | Thriller
   Size                  :  400MB MKV  
 
Indowebster-DVDrip-400MB-MKV  : 
PASSWORD : oliphdhian
Download File
Torrent-HDRip-700MB-Avi  (Single File) : 
Download File
Mediafire Alternatif Link HDRip
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak 
atau bingung cara downloadnya 
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
NOTE:
Terima Kasih
----------------------------------------------

Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. Kumpulan Film Bioskop - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger