Jelas ada beberapa alasan mengapa Multivision Plus tidak memberanikan diri untuk mdrilis Mudik Lebaran di saat yang sama ketika Tendangan dari Langit, Lima Elang, Di Bawah Lindungan Ka’bah, Kejarlah Jodoh Kau Kutangkap dan Get Married 3 dirilis secara bersamaan di saat musim liburan Lebaran. Yang pertama, jelas, Multivision Plus kemungkinan besar berniat untuk menghindari persaingan yang terlalu ketat yang jelas beresiko untuk mengurangi jumlah raihan penonton film mereka. Yang kedua, dan merupakan sebuah alasan yang akan mampu ditangkap setiap orang yang telah menyaksikan film ini, Mudik Lebaran memiliki kualitas yang jelas tidak akan mampu bersaing dengan kelima film yang telah disebutkan sebelumnya.
Untuk menggambarkan Mudik Lebaran sebagai sebuah film rasanya seperti memberikan sebuah pujian yang terlalu tinggi untuk rilisan ini. Mudik Lebaran lebih tepat dianggap sebagai kumpulan sketsa mengenai beberapa karakter dalam perjuangan mereka untuk bersiap-siap menghadapi ritual tahunan ribuan masyarakat Indonesia dalam merayakan liburan Lebaran tersebut. Sayangnya, tidak satupun dari sketsa tersebut mampu tampil menarik. Berniat untuk tampil komedi, beberapa bagian cerita malah terlihat tampil terlalu memaksakan diri untuk terlihat lucu dengan menampilkan guyonan-guyonan one liner yang sama sekali tidak mampu bekerja dengan baik. Drama yang dihadirkan juga hambar, jika Anda tidak ingin menyebutnya sebagai gagal.
Kisah utama film ini berada pada karakter Gunadi (Irwansyah), pria pendatang asal Jawa yang setelah beberapa tahun tinggal di Jakarta masih belum mampu untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, kedua orangtuanya telah memaksa Gunadi untuk segera kembali ke kampung halamannya dan segera meminang kekasihnya. Beruntung, berkat bantuan sahabat sekaligus kakak iparnya, Martono (Irfan Setiaji), Gunadi kini telah mendapatkan pekerjaan sebagai seorang supir bagi seorang pejabat yang bekerja di Kementrian Sarana Publik. Gunadi akhirnya secara perlahan berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit agar ia mampu untuk kembali ke kampung halamannya dan mewujudkan impiannya untuk menikahi sang kekasih.
Masalah kemudian muncul dalam bentuk Wulan (Wiwid Gunawan), seorang wanita yang dulu pernah diselamatkan oleh Gunadi. Wulan, yang baru saja mengalami patah hati karena suami kawin kontraknya baru saja memutuskan pernikahan mereka, ternyata secara diam-diam menaruh hati pada Gunadi. Ketika mengetahui bahwa Gunadi telah memiliki seorang kekasih yang siap untuk dinikahi, Wulan akhirnya kembali harus mengalami patah hati dan memilih untuk menjauh dari Gunadi. Tidak hanya berfokus pada kehidupan Gunadi, Mudik Lebaran juga menceritakan kisah pasangan pemilik kost tempat Gunadi dan Martono tinggal, Kuncoro (Ray Sahetapy) dan Yustina (Melly Zamri), yang sedang kebingungan untuk menentukan akan berlebaran di kampung halaman orangtua Kuncoro di Kebumen, Jawa Tengah atau orangtua Yustina di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Sama sekali tidak ada kesan yang didapat dari Mudik Lebaran selain kesan bahwa film ini tampil dengan sangat, sangat mengecewakan. Entah apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Gagal melucu, tidak mampu tampil dengan pendramaan yang kuat dan hadir dengan jalan cerita yang sangat membosankan. Away Martiono sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah cerita dengan cara yang efektif, sementara Muchyar Syamas tidak mampu mengarahkan para jajaran pemeran filmnya untuk dapat tampil dengan baik sekaligus menjaga aliran ritme cerita yang mampu membuat Mudik Lebaran tampil menarik. Perpaduan dua hal yang membuat Mudik Lebaran memiliki kualitas yang sangat menyedihkan.
Untuk menggambarkan Mudik Lebaran sebagai sebuah film rasanya seperti memberikan sebuah pujian yang terlalu tinggi untuk rilisan ini. Mudik Lebaran lebih tepat dianggap sebagai kumpulan sketsa mengenai beberapa karakter dalam perjuangan mereka untuk bersiap-siap menghadapi ritual tahunan ribuan masyarakat Indonesia dalam merayakan liburan Lebaran tersebut. Sayangnya, tidak satupun dari sketsa tersebut mampu tampil menarik. Berniat untuk tampil komedi, beberapa bagian cerita malah terlihat tampil terlalu memaksakan diri untuk terlihat lucu dengan menampilkan guyonan-guyonan one liner yang sama sekali tidak mampu bekerja dengan baik. Drama yang dihadirkan juga hambar, jika Anda tidak ingin menyebutnya sebagai gagal.
Kisah utama film ini berada pada karakter Gunadi (Irwansyah), pria pendatang asal Jawa yang setelah beberapa tahun tinggal di Jakarta masih belum mampu untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, kedua orangtuanya telah memaksa Gunadi untuk segera kembali ke kampung halamannya dan segera meminang kekasihnya. Beruntung, berkat bantuan sahabat sekaligus kakak iparnya, Martono (Irfan Setiaji), Gunadi kini telah mendapatkan pekerjaan sebagai seorang supir bagi seorang pejabat yang bekerja di Kementrian Sarana Publik. Gunadi akhirnya secara perlahan berusaha mengumpulkan uang sedikit demi sedikit agar ia mampu untuk kembali ke kampung halamannya dan mewujudkan impiannya untuk menikahi sang kekasih.
Masalah kemudian muncul dalam bentuk Wulan (Wiwid Gunawan), seorang wanita yang dulu pernah diselamatkan oleh Gunadi. Wulan, yang baru saja mengalami patah hati karena suami kawin kontraknya baru saja memutuskan pernikahan mereka, ternyata secara diam-diam menaruh hati pada Gunadi. Ketika mengetahui bahwa Gunadi telah memiliki seorang kekasih yang siap untuk dinikahi, Wulan akhirnya kembali harus mengalami patah hati dan memilih untuk menjauh dari Gunadi. Tidak hanya berfokus pada kehidupan Gunadi, Mudik Lebaran juga menceritakan kisah pasangan pemilik kost tempat Gunadi dan Martono tinggal, Kuncoro (Ray Sahetapy) dan Yustina (Melly Zamri), yang sedang kebingungan untuk menentukan akan berlebaran di kampung halaman orangtua Kuncoro di Kebumen, Jawa Tengah atau orangtua Yustina di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.
Sama sekali tidak ada kesan yang didapat dari Mudik Lebaran selain kesan bahwa film ini tampil dengan sangat, sangat mengecewakan. Entah apa yang sebenarnya ingin disampaikan oleh film ini. Gagal melucu, tidak mampu tampil dengan pendramaan yang kuat dan hadir dengan jalan cerita yang sangat membosankan. Away Martiono sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk menggambarkan sebuah cerita dengan cara yang efektif, sementara Muchyar Syamas tidak mampu mengarahkan para jajaran pemeran filmnya untuk dapat tampil dengan baik sekaligus menjaga aliran ritme cerita yang mampu membuat Mudik Lebaran tampil menarik. Perpaduan dua hal yang membuat Mudik Lebaran memiliki kualitas yang sangat menyedihkan.
Tanggal Rilis : 8 September 2011 (Indonesia)
Kualitas Video : DVDrip (BAGUS)
Bintang : Irwansyah, Wiwid Gunawan
Genre : Comedy | Romance
Bintang : Irwansyah, Wiwid Gunawan
Genre : Comedy | Romance
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak
Jika Linknya Rusak
atau bingung cara downloadnya
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
Terima Kasih
Posting Komentar