Bereuni di vila Jalatunda awalnya menyenangkan bagi Viki, Alyssa, Cintya, Rama, Rezky, dan Olla yang berasal dari satu SMA. Acara puncaknya adalah pengakuan dosa yang dilakukan via sms. Namun Alyssa dan Viki malah bermesraan di gudang hingga berujung pada tewasnya Alyssa dan Viki sendiri tidak dapat mengingat apapun. Setahun berlalu, kelima sahabat itu mulai diteror oleh telepon misterius dari ponsel bersuara “sinden” yang aneh. Ketika memutuskan kembali ke villa Jalatunda, muda-mudi tersebut mulai menghilang satu persatu. Benarkah hantu tersebut adalah arwah Alyssa yang gentayangan?
Pesimis adalah kata pertama yang terlintas dalam benak saya saat memutuskan nonton film ini, terlebih melihat trailernya yang tidak meyakinkan itu. Prediksi itu tidak salah karena saya informasikan film ini resmi mengisi salah satu kandidat 5 film nasional terburuk di tahun 2011. Entah apa yang ada di pikiran Yissa Luthana dalam mengerjakan skripnya yang saya curiga hanya beberapa kalimat saja karena teramat miskin dalam penceritaan.
Film dibuka dengan scene “aneh” dimana para pemainnya diwajibkan melakukan “narasi” dalam beberapa kalimat yang menjadi sebab musabab peristiwa. Setelah itu tiba-tiba saja waktu bergulir menjadi satu tahun kemudian dan muncullah teror telepon selular yang menghadirkan ringtone “nyinden”. Keanehan yang sebetulnya tidak terlalu mengganggu itu malah menggiring kelimanya untuk melakukan hal klise atas instruksi seorang dukun yaitu menyelesaikan segala sesuatu yang sudah dimulai.
Overall seperti kebanyakan film-film horor kita saat ini, kebosanan akan menyeruak setelah 10 menit pertama film ini diputar. Lagu yang monoton, suara pemain yang menoton membuat penonton jenuh. Adegan horor yang langsung dimasukkan di awal film membuat film ini tidak menarik dari awal. Padahal adegan pembangun cerita di kawasan Candi Dieng dan telaga warna bisa menarik perhatian. Sayang, penempatannya tidak maksimal. Animasi kasar membuat film ini semakin terasa aneh. Namun sedikit tertolong dengan twist ending ceritanya, walaupun sebenarnya twistnya sudah bisa di tebak sejak awal.
Pesimis adalah kata pertama yang terlintas dalam benak saya saat memutuskan nonton film ini, terlebih melihat trailernya yang tidak meyakinkan itu. Prediksi itu tidak salah karena saya informasikan film ini resmi mengisi salah satu kandidat 5 film nasional terburuk di tahun 2011. Entah apa yang ada di pikiran Yissa Luthana dalam mengerjakan skripnya yang saya curiga hanya beberapa kalimat saja karena teramat miskin dalam penceritaan.
Film dibuka dengan scene “aneh” dimana para pemainnya diwajibkan melakukan “narasi” dalam beberapa kalimat yang menjadi sebab musabab peristiwa. Setelah itu tiba-tiba saja waktu bergulir menjadi satu tahun kemudian dan muncullah teror telepon selular yang menghadirkan ringtone “nyinden”. Keanehan yang sebetulnya tidak terlalu mengganggu itu malah menggiring kelimanya untuk melakukan hal klise atas instruksi seorang dukun yaitu menyelesaikan segala sesuatu yang sudah dimulai.
Overall seperti kebanyakan film-film horor kita saat ini, kebosanan akan menyeruak setelah 10 menit pertama film ini diputar. Lagu yang monoton, suara pemain yang menoton membuat penonton jenuh. Adegan horor yang langsung dimasukkan di awal film membuat film ini tidak menarik dari awal. Padahal adegan pembangun cerita di kawasan Candi Dieng dan telaga warna bisa menarik perhatian. Sayang, penempatannya tidak maksimal. Animasi kasar membuat film ini semakin terasa aneh. Namun sedikit tertolong dengan twist ending ceritanya, walaupun sebenarnya twistnya sudah bisa di tebak sejak awal.
Tanggal Rilis : 24 Maret 2011 (Indonesia)
Kualitas Video : DVDRIP (BAGUS)
Bintang : Boy Hamzah
Genre : Horror
Bintang : Boy Hamzah
Genre : Horror
Size : 350MB Mkv
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak
Jika Linknya Rusak
atau bingung cara downloadnya
informasikan Disini (Klik Disini)
Posting Komentar