Ketika novelnya, Ayat-Ayat Cinta (2008), diangkat ke layar lebar dengan Hanung Bramantyo duduk di kursi sutradara, dan kemudian meraih kesuksesan yang luar biasa, Habiburrahman El Shirazy, atau yang lebih dikenal sebagai Kang Abik, dikabarkan kurang merasa puas dengan cara Hanung menghantarkan cerita adaptasi novel best seller-nya tersebut. Film tersebut kemudian diikuti dengan dua seri dari adaptasi novel laris Kang Abik lainnya, Ketika Cinta Bertasbih (2009), yang dibawah arahan sutradara senior, Chaerul Umam, berhasil kembali meraih kesuksesan, khususnya dari mereka yang semenjak lama memang menggemari novel tersebut.
Kesuksesan dua film pertama tentu saja membuat antisipasi terhadap adaptasi novel Kang Abik berikutnya, Dalam Mihrab Cinta, cukup tinggi. Kali ini, dengan bantuan Chaerul Umam sebagai supervising director, Kang Abik sepertinya benar-benar ingin menghantarkan sendiri kisah cerita yang telah dituliskannya kepada penonton dengan cara duduk langsung di kursi sutradara. Dengan naskah yang ditulis oleh Adra P. Daniel dan jajaran pemeran yang berisikan nama-nama yang jelas tak asing lagi di dunia seni peran Indonesia, Dalam Mihrab Cinta sepertinya benar-benar siap untuk kembali meraih kesuksesan besar selama masa peredarannya.
Dalam Dalam Mihrab Cinta, penonton akan dikenalkan pada seorang pemuda bernama Syamsul Hadi (Dude Harlino). Kehidupannya sebagai seorang santri di sebuah pesantren di Kediri tiba-tiba hancur berantakan setelah seorang temannya, Burhan (Boy Hamzah), menjebaknya yang kemudian membuatnya dituduh sebagai seorang maling. Sialnya, keluarganya sendiri justru lebih percaya pada tuduhan tersebut daripada menyelidiki langsung perihal yang sebenarnya. Merasa tidak dihargai lagi, Syamsul akhirnya pergi dan meninggalkan rumahnya menuju Jakarta. Kerasnya kehidupan di Jakarta ternyata memaksa Syamsul untuk lebih terjebak lagi dalam dunia hitam dan menjadfi seorang pencopet ulung.
Ternyata masa lalu tidak ingin melepaskan Syamsul begitu saja. Suatu hari, Syamsul mencopet dompet milik Sylvie (Asmirandah), yang ternyata merupakan tunangan dari Burhan. Berniat balas dendam sekaligus karena tidak ingin Sylvie menjadi korban Burhan yang memang dikenal playboy, Syamsul kemudian menyamar menjadi seorang guru mengaji di tempat yang sama Sylvie mengajar sebagai seorang guru les private. Nasib ternyata berpihak kepada Syamsul, perlahan-lahan, kehidupan Syamsul mulai berubah kea rah yang lebih baik. Tidak hanya sukses menjadi seorang guru mengaji, Syamsul juga perlahan mulai dikenal sebagai mubaligh muda dengan kemampuan berkhutbah yang sangat lihai, yang kemudian membuat sebuah stasiun televisi tertarik untuk mempopulerkan dirinya.
Di antara rilisan-rilisan akhir tahun, yang harus diakui lebih banyak berisi film-film berkualitas mengecewakan, Dalam Mihrab Cinta mampu tampil dengan kualitas yang tidak mengceewakan. Memang, kisah yang diberikan tak lebih dari sebuah re-kreasi dari kisah-kisah film adaptasi dari novel Kang Abik sebelumnya: terkadang terkesan cheesy, predictable dan seringkali terjebak dalam situasi-situasi klise khas sinetron. Namun untungnya Kang Abik memilih jajaran pemeran dengan kemampuan akting yang jauh dari kesan mengecewakan. Kemampuan akting para pemeran Dalam Mihrab Cinta-lah yang seringkali menyelamatkan film ini dari kesan sebagai sebuah film yang membosankan. Debut penyutradaraan Kang Abik yang cukup berhasil, walau masih jauh dari hasil yang memuaskan.
Kesuksesan dua film pertama tentu saja membuat antisipasi terhadap adaptasi novel Kang Abik berikutnya, Dalam Mihrab Cinta, cukup tinggi. Kali ini, dengan bantuan Chaerul Umam sebagai supervising director, Kang Abik sepertinya benar-benar ingin menghantarkan sendiri kisah cerita yang telah dituliskannya kepada penonton dengan cara duduk langsung di kursi sutradara. Dengan naskah yang ditulis oleh Adra P. Daniel dan jajaran pemeran yang berisikan nama-nama yang jelas tak asing lagi di dunia seni peran Indonesia, Dalam Mihrab Cinta sepertinya benar-benar siap untuk kembali meraih kesuksesan besar selama masa peredarannya.
Dalam Dalam Mihrab Cinta, penonton akan dikenalkan pada seorang pemuda bernama Syamsul Hadi (Dude Harlino). Kehidupannya sebagai seorang santri di sebuah pesantren di Kediri tiba-tiba hancur berantakan setelah seorang temannya, Burhan (Boy Hamzah), menjebaknya yang kemudian membuatnya dituduh sebagai seorang maling. Sialnya, keluarganya sendiri justru lebih percaya pada tuduhan tersebut daripada menyelidiki langsung perihal yang sebenarnya. Merasa tidak dihargai lagi, Syamsul akhirnya pergi dan meninggalkan rumahnya menuju Jakarta. Kerasnya kehidupan di Jakarta ternyata memaksa Syamsul untuk lebih terjebak lagi dalam dunia hitam dan menjadfi seorang pencopet ulung.
Ternyata masa lalu tidak ingin melepaskan Syamsul begitu saja. Suatu hari, Syamsul mencopet dompet milik Sylvie (Asmirandah), yang ternyata merupakan tunangan dari Burhan. Berniat balas dendam sekaligus karena tidak ingin Sylvie menjadi korban Burhan yang memang dikenal playboy, Syamsul kemudian menyamar menjadi seorang guru mengaji di tempat yang sama Sylvie mengajar sebagai seorang guru les private. Nasib ternyata berpihak kepada Syamsul, perlahan-lahan, kehidupan Syamsul mulai berubah kea rah yang lebih baik. Tidak hanya sukses menjadi seorang guru mengaji, Syamsul juga perlahan mulai dikenal sebagai mubaligh muda dengan kemampuan berkhutbah yang sangat lihai, yang kemudian membuat sebuah stasiun televisi tertarik untuk mempopulerkan dirinya.
Di antara rilisan-rilisan akhir tahun, yang harus diakui lebih banyak berisi film-film berkualitas mengecewakan, Dalam Mihrab Cinta mampu tampil dengan kualitas yang tidak mengceewakan. Memang, kisah yang diberikan tak lebih dari sebuah re-kreasi dari kisah-kisah film adaptasi dari novel Kang Abik sebelumnya: terkadang terkesan cheesy, predictable dan seringkali terjebak dalam situasi-situasi klise khas sinetron. Namun untungnya Kang Abik memilih jajaran pemeran dengan kemampuan akting yang jauh dari kesan mengecewakan. Kemampuan akting para pemeran Dalam Mihrab Cinta-lah yang seringkali menyelamatkan film ini dari kesan sebagai sebuah film yang membosankan. Debut penyutradaraan Kang Abik yang cukup berhasil, walau masih jauh dari hasil yang memuaskan.
Tanggal Rilis : 23 December 2010 (Indonesia)
Kualitas Video : DVDrip (BAGUS)
Bintang : Dude Harlino, Asmirandah
Genre : Drama | Romance
Bintang : Dude Harlino, Asmirandah
Genre : Drama | Romance
----------------------------------------------
Jika Linknya Rusak
Jika Linknya Rusak
atau bingung cara downloadnya
informasikan Disini (Klik Disini)
----------------------------------------------
Terima Kasih
Posting Komentar